Repair Win 7 Kado Pernikahan Tabahkan aku Kabhialvida na kehna Kepiting Pedas Anxietas Dawai Asmara XP Repair SFilm Veer Zaara

Sabtu, 15 Oktober 2011

Anxiety Panic Disorder



Anxiety PD


Panic Disorder


Panic disorder didefinisikan sebagai panic attack berulang dan tidak terduga dan diikuti oleh

* Ketakutan yang persisten mendapat serangan kembali
* Cemas mengenai implikasi dan konsekuensi dari serangan
* Perubahan pada pola perilaku (misalnya menghindari kerja atau sekolah) akibat serangan

Selain itu, panic attack tidak disebabkan oleh efek langsung penggunaan substansi, medikasi, atau suatu kondisi medis (misal hipertiroidisme) dan tidak dapat dijelaskan oleh kelainan mental lainnya (seperti fobia sosial hanya pada situasi tertentu).

Panic Attack

Merupakan pengalaman kecemasan atau ketidaknyamanan dalam periode diskret dalam keadaan ketiadaan bahaya yang sebenarnya yang berkembang dan memuncak dalam 10 menit dan bersamaan dengan empat atau lebih gejala berikut:

1. Palpitasi,
2. Berkeringat
3. Gemetar
4. Sensasi sesak napas
5. Perasaan tercekik
6. Nyeri dada atau ketidaknyamanan
7. Mual dan sakit perut
8. Pusing, seperti akan pingsan
9. Derealisasi atau depersonalisasi
10. Takut kehilangan kontrol atau akan gila
11. Takut mati
12. Paresthesia
13. Flushes

Limited symptom attack merupakan penggunaan episode mirip panic attack dengan kurang dari empat gejala di atas.

Tipe-tipe panic attack:

1. Unexpected à tidak diasosiakan dengan pemicu internal maupun eksternal
2. Situationally bound à muncul ketika terekspos dengan pemicu dengan situasi tertentu atau ketika mengantisipasi situasi tersebut
3. c. Situationally predisposed à biasanya, namun tidak selalu muncul ketika terekspos dengan situasi tertentu

Kriteria untuk agoraphobia

* Kecemasan pada suatu tempat atau situasi yang sulit untuk dihindari atau sulit mendapat bantuan apabila terjadi panic attack. Kecemasan agorafobik terdiri atas situasi klaster yang karakteristik (misalnya di luar rumah sendirian, dalam keramaian, jembatan).
* Situasi dihindari dengan penderitaan atau kecemasan yang jelas akan panic attack atau gejala panic like symptoms.
* Kecemasan tidak dijelaskan oleh kelainan mental lainnya

Etiologi (hipotesis)

1. Menurunnya sensitivitas terhadap reseptor 5HT1A, 5HT2A/2C
2. Meningkatnya sensitivitas discharge dari reseptor adrenergic pada saraf pusat, terutama reseptor alfa-2 katekolamin – meningkatnya aktivitas locus coereleus yang mengakibatka teraktivasinya aksis hipotalamus-pituitari-adrenal (biasanya berespons abnormal terhadap klonidin pada pasien dengan panic disorder)
3. Meningkatnya aktivitas metabolic sehingga terjadi peningkatan laktat (biasanya sodium laktat yang kemudian diubah menjadi CO2 ([hiperseansitivitas batang otak terhadap CO2)
4. Menurunnya sensitivitas reseptor GABA-A sehingga menyebabkan efek eksitatorik melalui amigdala dari thalamus melalui nucleus intraamygdaloid circuitries
5. Model neuroanatomik memprediksikan panic attack dimediasi oleh fear network pada otak yang melibatkan amygdale, hypothalamus, dan pusat batang otak. Terutama pada corticostriatalthalamocortical (CSTC) yang memediasi cemas bersama dengan sirkuit pada amygdale. Kemudian sensai tersebut diteruskan ke korteks anterior cingulated dan/atau korteks orbitofrontal. Selain itu diteruskan juga ke hypothalamus untuk respons endokrin
6. Hipotesis keterlibatan genetic namun belum berhasil menentukan gen pasti

Gejala-gejala pada penderita panic disorder diduga disebabkan oleh pengaktivan amygdala yang diteruskan ke :

1. Nukleus parabranchial, menyebabkan peningkatan pernapasan
2. Nukleus lateral hypothalamus, menyebabkan kesadaran otonom dan pengaktivan saraf simpatis
3. Locus coereleus, menyebabkan peningkatan norepinefrin à peningkatan tekanan darah, denyut jantung, dan respons takut (misal menggigil)
4. Nukleus paraventrikular hypothalamus, menyebabkan peningkatan sekresi adrenokortikoid
5. Regio periaqueductal gray, menyebabkan kebiasaan menghindar

Pengobatan

Biasanya digunakan golongan obat SSRI, SNRI, TCA, benzodiazepin, dan MAOI. Secara umum digunakan obat antidepresan dan anxiolytic.

Klasifikasi menurut PPDGJ

F4 gangguan neurotik, gangguan somatoform, dan gangguan terkait stress

* Gangguan neurotik, gangguan somatoform dan gangguan terkait stress, dikelompokkan menjadi satu dengan alasan bahwa dalam sejarahnya ada hubungan dengan perkembangan konsep neurosis dan berbagai kemungkinan penyebab psikologis.

F40 GANGGUAN ANXIETAS FOBIK

* Pemicu anxietas dari luar individu (situasi atau objek) yang jelas, yang sebenarnya tidak membahayakan, akibatnya objek itu dihindari
* Secara subjektif, fisiologik, dan tampilan perilaku, tidak berbeda dengan anxietas yang lain, dengan bentuk dari ringan sampai berat
* Seringkali berhubungan dengan depresi.suatu episode depresif memperburuk keadaan anxietas fobik. Beberapa episode depresif dapat disertai anxietas fobik temporer, sebaliknya afek depresif seringkali menyertai berbagai fobia. Pembuatan diagnosis tergantung mana yang secara jelas timbul terlebih dahulu dan lebih dominan.

F40.0 Agorafobia

* Pedoman diagnosis (harus dipenuhi untuk diagnosis pasti)

1. Gejala psikologis, perilaku, atau otonomik harus manifestasi primer dari anxietas
2. Anxietas yang timbul, terbatas pada (terutama terjadi dalam hubungan dengan) setidaknya dua dalam situasi berikut: banyak orang/keramaian, tempat umum, bepergian keluar rumah, dan bepergian sendiri
3. Menghindari harus merupakan gejala menonjol (mis.penderita menjadi house bound)

* Karakter kelima: F40.00 tanpa gangguan panik

F40.01 ada gangguan panik

F40.1 Fobia sosial

* Pedoman diagnosis

1. Gejala psikologis, perilaku, atau otonomik harus manifestasi primer dari anxietas
2. Anxietas yang timbul, mendominasi / terbatas pada situasi sosial tertentu (outside family crcle)
3. Menghindari harus merupakan gejala menonjol

* Bila sulit membedakan dengan agorafobia, maka hendaknya diutamakan diagnosis agorafobia

F40.2 Fobia khas (terisolasi)

* Pedoman diagnosis

1. Gejala psikologis, perilaku, atau otonomik harus manifestasi primer dari anxietas
2. Anxietas yang timbul, mendominasi / terbatas adanya objek atau situasi fobik tertentu (highly spesific situations)
3. Situasi fobik tersebut sedapat mungkin menghindarinya

* Biasanya tidak ada gejala lain yang menyertainya

F40.8 ganguan anxietas fobik lainnya

F40.9 ganguan anxietas fobik YTT

F41 GANGGUAN ANXIETAS LAINNYA

* Anxietas adalah gejala utama dan tidak terbatas pada situasi lingkungan tertentu lainnya
* Dapat disertai gejal depresif dan obsesif, atau beberapa unsur dari anxietas fobik, asala jelas saja bahwa sifatnya sekunder atau ringan

F41.0 Gangguan Panik (Anxietas Paroksismal Episodik)

* Ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak ditemukan adanya gangguan anxietas fobik
* Diagnosis pasti à harus ditemukan beberapa serangan anxietas berat dalam 1 bulan:

*
o Pada keadaan yang secara objektif tidak ada bahaya
o Tidak terbatas pada situasi yang sudah diketahui sebelumnya (unpredictable situations)
o Dengan keadaan yang relatif bebas dari gejala anxietas pada periode serangan panik (meskipun demikian, umumnya dapat terjadi juga “anxietas antisispatorik”, anxietas yang terjadi setelah membayangkan hal yang menakutkan akan terjadi”

F41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh

* Gejala anxietas harus sebagai gejala primer yang terjadi hampir setiap hari untuk beberapa minggu atau beberapa bulan, dan tidak dalam situasi khusus tertentu(“free floating”)
* Gejala:
o Kecemasan (sulit berkonsentrasi, khawatir akan nasib buruk, merasa di ujung tanduk)
o Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai)
o Overaktivitas autonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar, sesak napas, gangguan lambung, pusing, mulut kering)
o Pada anak à kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan, dan adanya kleuhan somatik berulang yang menonjol
o Gejala yang bersifat sementara (mis, depresif), tidak membatalkan diagnosis gangguan cemas menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif, gangguan anxietas fobik, gangguan panik, dan gangguan obsesif-kompulsif

F41.2 Gangguan campuran Anxietas dan Depresi

* Ada gejala anxietas dan depresi yang tidak cukup berat untuk penegakkan diagnosis tersendiri. Unutk anxietas, beberapa gejala otonomik harus ditemukan, walau tidak terus menerus, di samping rasa cemas yang berlebihan
* Anxietas berat, depresi ringan à pertimbangkan gangguan anxietas lainnya atau anxietas fobik
* Anxietas berat, depresif berat (cukup untuk menegakkan diagnosis tersendiri) à kedua diagnosis dikemukakan, tidak bisa disebut gangguan campuran. Utamakan gangguan depresif
* Apabila gejala berkaitan erat dengan stres kehidupan yang jelas, maka harus digunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaian

F41. 3 Gangguan Anxietas Campuran lainnya

* Memenuhi kriteria gangguan cemas menyeluruh dan punya gejala (meskipun dalam jangka pendek) F40-49, akan tetapi tidak lengkap
* Apabila gejala berkaitan erat dengan stres kehidupan yang jelas, maka harus digunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaian

F41.8 Gangguan anxietas lainnya YDT

F41.8 Gangguan anxietas YTT

Referensi

Kay J, Tasman A. Essentials of psychiatry. West Sussex: John Wiley & Sons, 2006: 639-53.

Maslim R. Diagnosis gangguan jiwa, rujukan ringkas PPDGJ-III. Jakarta: PT Nuh Jaya, 2003.

Pine DS. Anxiety disorders: clinical features. In: Kaplan and Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry. 7th ed, Sadock BJ, Sadock VA (ed). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2000.





 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes