Repair Win 7 Kado Pernikahan Tabahkan aku Kabhialvida na kehna Kepiting Pedas Anxietas Dawai Asmara XP Repair SFilm Veer Zaara

Sabtu, 14 Januari 2012

Kado Pernikahan Bab 7

Kado Pernikahan 103
Bab 7
Undangan-undangan
Mubazir Itu…
etelah melangsungkan akad nikah, orang perlu mengumumkan
pernikahannya, i'lan, agar masyarakat mengetahui. Melalui walimah,
pengantin yang baru menikah mengabarkan kepada orang banyak,
menyatakan rasa syukurnya atas rezeki yang dikaruniakan Allah padanya, serta
memohon doa agar pernikahan yang baru saja dilangsungkan dibarakahi oleh Allah
dan Allah ridha kepada keluarga baru itu beserta seluruh keturunannya kelak.
Allahumma amin.
Pada masa dulu, orang memberitahu kepada khalayak dan sanak kerabat secara
lisan. Mereka kemudian mengabarkan kepada orang lain dan siapa saja yang ditemui,
jika pihak yang mengadakan walimah mengizinkan. Selain khalayak umum, ada
orang-orang yang secara khusus diundang. Mengundang dengan cara ini, lebih dekat
dengan silaturahmi dan lebih dekat dengan kesucian hati serta kebersihan niat.
Zaman kemudian berkembang, orang semakin sulit menyediakan waktu kalau
tidak diberitahu jauh sebelumnya secara tertulis. Kesibukan pada masing-masing
pihak, pengundang maupun yang diundang, menjadikan undangan tertulis lebih
praktis. Melalui undangan tertulis, kita lebih memungkinkan untuk mengundang
orang yang lebih banyak.
Setelah undangan tertulis marak digunakan, mulai ada pergeseran. Undangan
cetak tidak hanya menyangkut fungsinya untuk memberitahu orang. Ada sejumlah hal
yang kemudian masuk di dalamnya. Awalnya sekedar agar tidak tampak terlalu
bersahaja, sehingga orang berusaha mendesain kartu undangan sehingga tampak lebih
menarik dan lebih anggun. Pilihan kertas juga demikian, semakin berkembang.
S
Kado Pernikahan 104
Sejauh semua itu masih fungsional, sepanjang pemahaman saya masih tidak
masalah. Hanya saja, saya kemudian mulai bertanya ketika melihat undanganundangan
nikah yang mewah dan lebih banyak fungsi aksesorisnya. Atau, malah
fungsi prestise. Undangan-undangan itu dicetak di atas kertas yang jauh melebihi
kebutuhan. Ada sekian aksesoris yang tidak fungsional, kecuali sekedar sebagai
keunikan dan kekhasan. Padahal, sesudah itu undangan-undangan itu dibuang ke
tempat sampah. Kertas yang biasanya bertuliskan ayat suci Al-Qur'an, surat Ar-Rum
ayat 21 itu, berbaur dengan sampah-sampah lain yang siap diangkut tukang sampah.
Saya sempat berpikir, apakah undangan yang demikian ini tidak mubazir?
Membuat sesuatu yang jauh melebihi kebutuhan, kertasnya kadang sampai berlembarlembar
yang ditumpuk-tumpuk, padahal hanya dibaca sesaat. Sesudah itu tidak
berguna lagi.
Ironis sekali. Undangan-undangan mubazir itu justru banyak yang berasal dari
kita yang beragama Islam. Bahkan dari kita yang tampak sekali ghirah
keagamaannya.
Saya tidak hendak mengajak Anda untuk bersikap kaku dengan tulisan ini.
Tidak. Kita melihat kenyataan sekarang bahwa kehadiran undangan cetak hampirhampir
tidak mungkin untuk dihilangkan. Sehingga undangan itu mempunyai fungsi
untuk menyampaikan khabar, untuk i'lan (mengumumkan) atas peristiwa
membahagiakan. Melalui undangan, kita lebih memungkinkan mengundang banyak
orang.
Melalui tulisan ini, saya hendak mengajak berpikir sejenak, sehingga kita bisa
menghindari kemubaziran. Tetapi, kita juga menjauhkan diri dari sikap terlalu bakhil.
Kemubaziran banyak lahir dari sikap israf (berlebih-lebihan), sedang sikap bakhil
(kikir, terlalu mengurang-ngurangkan) menjauhkan kebaikan.
Langkah ini dapat dilakukan dengan mencegah diri dari pemakaian undangan
cetak yang berlebih-lebihan. Undangan boleh jadi tetap elegan, tetapi tidak berlebihan
dalam pemakaian kertas dan penggunaan aksesoris.
Menjauhkan kemubaziran juga bisa dilakukan dengan memberi manfaat
tambahan pada kartu undangan yang dicetak. Misalnya, dengan mengoptimalkan
fungsi seluruh kertas yang ada. Sehingga selain bermanfaat untuk menyampaikan
undangan walimah, juga bermanfaat untuk dakwah dalam waktu lama. Bukan yang
sekali dilihat, segera dimasukkan tong sampah.
Memberi manfaat lebih ini dilakukan dengan mendesain pesan-pesan maslahat.
Bisa juga dengan menyertakan fungsi lain yang diperlukan orang, kalender misalnya.
Bisa juga tabel zakat. Atau, Anda bisa menambahkan jadwal shalat untuk daerah
tempat walimah dilaksanakan yang mudah dibawa kemana-mana. Sedang kelebihan
kertas yang ada bisa dimanfaatkan juga dengan mendisain pembatas buku sekaligus
mengisinya dengan pesan maslahat.
Masih banyak sentuhan lain yang dapat diberikan. Anda dapat memikirkan
peluang-peluang itu agar undangan tidak terlalu mubazir. Semoga dengan demikian,
Kado Pernikahan 105
lebih dekat kepada barakah dan ridha Allah. Dengan demikian setan tidak mempunyai
kesempatan untuk menimbulkan kemubaziran.
Mudah-mudahan ikhtiar kita untuk menjadikan berbagai langkah selama proses
dengan sesuatu yang manfaat dan maslahat, menjadikan pernikahan kita barakah,
sakinah mawaddah wa rahmah. Semoga kelak Allah mengaruniai keturunan yang
memberi bobot kepada bumi dengan kalimat laa ilaaha illaLlah.

Bercinta dengan Tente Arab

Bercinta dengan Tante Arab


Aku mendapat tugas ke sebuah kota kabupaten di Kawasan Timur Indonesia. Ada sebuah peluang proyek baru disana. Aku berangkat dengan seorang Direktur. Setelah bertemu dengan para pejabat yang berwenang dan mengutarakan tujuan kedatangan kami, maka Direktur tersebut pulang terlebih dahulu karena masih ada urusan lain di Jakarta. Tinggallah aku disana mengurus semua perijinan sendirian saja.
Hotel tempatku menginap adalah sebuah hotel yang tidak terlalu besar, namun bersih dan enak untuk tinggal. Letaknya agak sedikit di pinggiran kota, sepi, aman, dan transport untuk kemana-mana relatif mudah. Aku mendapat kamar dilantai 2 yang letaknya menghadap ke laut. Setiap sore sambil beristirahat setelah seharian berputar-putar dari satu instansi ke instansi lainnya aku duduk di teras sambil melihat laut.
Para karyawan hotel cukup akrab dengan penghuninya, mungkin karena jumlah kamarnya tidak terlalu banyak, sekitar 32 kamar. Aku cukup akrab dan sering duduk di lobby, ngobrol dengan tamu lain atau karyawan hotel. Kadang-kadang dengan setengah bercanda aku ditawari selimut hidup oleh karyawan hotel, mulai dari room boy sampai ke security. Mereka heran selama hampir 3 minggu aku tidak pernah bawa perempuan. Aku tersenyum saja, bukan tidak mau bro, tapi pikiranku masih tersita ke pekerjaan.
Tak terasa sudah 3 minggu aku menginap di hotel. Karena surat-surat yang diperlukan sudah selesai, aku bisa sedikit bernafas lega dan mulai mencari hiburan. Tadi malam aku kembali dapat merasakan kehangatan tubuh perempuan setelah bergumul selama 2 ronde dengan seorang gadis panggilan asal Manado. Aku mendapatkannya dari security hotel. Meskipun orangnya cantik dan putih, tetapi permainannya tidak terlalu istimewa karena barangnya terlalu becek dan sudak kendor, tapi lumayanlah buat mengurangi sperma yang sudah penuh.
Dua hari lagi aku akan pulang. Transportasi di daerah ini memang agak sulit. Untuk ke Jakarta aku harus ke ibukota propinsi dulu baru ganti pesawat ke Jakarta. Celakanya dari kota ini ke ibukota propinsi dalam 1 minggu hanya ada 4 penerbangan dengan twin otter yang kapasitasnya hanya 17 seat. Belum lagi cadangan khusus buat pejabat Pemda yang tiba-tiba harus berangkat. Aku yang sudah booking seat sejak seminggu yang lalu, ternyata masih masuk di cadangan nomor 5.
Alternatifnya adalah dengan menaiki kapal laut milik Pelni yang makan waktu seharian untuk sampai ibukota propinsi. Rencanaku kalau tidak dapat seat pesawat terpaksa naik kapal laut.
Sore itu aku ngobrol dengan security, yang membantu mencarikan perempuan, sambil duduk-duduk di cafe hotel. Kami membicarakan gadis Manado yang kutiduri tadi malam. Kubilang aku kurang puas dengan permainannya.
Tiba-tiba saja pandanganku tertuju pada wanita yang baru masuk ke cafe. Wanita itu kelihatan bertubuh tinggi, mungkin 168 cm, badannya sintal dan dadanya membusung. Wajahnya kelihatan bukan wajah Melayu, tapi lebih mirip ke wajah Timur Tengah. Security itu mengedipkan matanya ke arahku.
”Bapak berminat? Kalau ini dijamin oke, Arab punya,” katanya.
Wanita tadi merasa kalau sedang dibicarakan. Ia menatap ke arah kami dan mencibir ke arah security di sampingku.
“Anis, sini dulu. Kenalan sama Bapak ini,” kata security itu.
“Aku mau ke karaoke dulu,” balas wanita tadi.
Ternyata namanya Anis. Anis berjalan kearah meja karaoke dan mulai memesan lagu.
Ruangan karaoke tidak terpisah secara khusus, jadi kalau yang menyanyi suaranya bagus lumayan buat hiburan sambil makan. Tapi kalau pas suara penyanyinya berantakan, maka selera makan bisa berantakan. Untuk karaoke tidak dikenakan charge, hanya merupakan service cafe untuk tamu yang makan disana.
“Dekatin aja Pak, temani dia nyanyi sambil kenalan. Siapa tahu cocok dan jadi,” kata security tadi kepadaku.
Aku berjalan dan duduk didekat Anis. Kuulurkan tanganku,
“Boleh berkenalan? Namaku Jokaw”.
“Anis,” jawabnya singkat dan kembali meneruskan lagunya.
Suaranya tidak bagus cuma lumayan saja. Cukup memenuhi standard kalau ada pertunjukan di kampung.
Beberapa lagu telah dinyanyikan, dari lagu dan logat yang dinyanyikan wanita ini agaknya tinggal di Manado atau Sulawesi Utara. Dia mengambil gelas minumannya dan menyerahkan mike ke tamu cafe di dekatnya.
“Sendirian saja nona atau …,” kataku mengawali pembicaraan.
“Panggil saja namaku, A…N…I…S, Anis,” katanya.
Kami mulai terlibat pembicaraan yang cukup akrab. Anis berasal dari Gorontalo. Ia memang berdarah Arab. Menurutnya banyak keturunan Arab di Gorontalo. Kuamati lebih teliti wanita di sampingku ini. Hidungnya mancung khas Timur Tengah, kulitnya putih, rambutnya hitam tebal, bentuk badannya sintal dan kencang dengan payudaranya terlihat dari samping membusung padat.
Kutawarkan untuk mengobrol di kamarku saja. Lebih dingin, karena ber-AC, dan lebih rileks serta privacy terjaga. Ia menurut saja, kami masuk ke dalam kamar. Security tadi kulihat mengangkat kedua jempolnya kearahku. Di dalam kamar, kami duduk berdampingan di karpet dengan menyandar ke ranjang sambil nonton TV. Anis masuk ke kamar mandi dan sebentar kemudian sudah keluar lagi.
Kami melanjutkan obrolan. Ternyata Anis seorang janda gantung, suaminya yang seorang pengusaha, keturunan Arab juga, sudah 2 tahun meninggalkannya namun Anis tidak diceraikan. Ia sedang mencoba membuka usaha kerajinan rotan dari Sulawesi yang dipasarkan disini. Di kota ini dia tinggal bersama familinya. Ia main ke hotel, karena dulu juga pernah tinggal di hotel ini seminggu dan akrab dengan koki wanita yang bekerja di cafe, dari tadi siang koki tersebut sedang keluar, berbelanja kebutuhan cafe.
Kulingkarkan tangan kiriku ke bahu kirinya. Ia sedikit menggerinjal namun tidak ada tanda-tanda penolakan. Aku semakin berani dan mulai meremas bahunya dan perlahan-lahan tangan kiriku menuju kedadanya. Sebelum tangan kiriku sampai di dadanya, ia menatapku dan bertanya,
“Mau apa kamu, Jokaw ?” Sebuah pertanyaan yang tidak perlu dijawab.
Kupegang dagunya dengan tangan kananku dan kudekatkan mukanya ke mukaku. Perlahan kucium bibirnya. Ia diam saja. Kucium lagi namun ia belum juga membalas ciumanku.
“Ayolah Anis, 2 tahun tentulah waktu yang cukup panjang bagimu. Selama ini tentulah kamu merindukan kehangatan dekapan seorang laki-laki,” kataku mulai merayunya.
Kuhembuskan napasku ke dekat telinganya. Bibirku mulai menyapu leher dan belakang telinganya.
“Akhh, tidak.. Jangan..,” rintihnya.
“Ayolah Nis, mungkin punyaku tidak sebesar punya suami Arab-mu itu, namun aku bisa membantu menuntaskan gairahmu yang terpendam”.
Ia menyerah, pandangan matanya meredup. Kucium lagi bibirnya, kali ini mulai ada perlawanan balasan dari bibirnya. Tanganku segera meremas dadanya yang besar....
Untuk selanjutnya silahkan Download DISINI...

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes