Repair Win 7 Kado Pernikahan Tabahkan aku Kabhialvida na kehna Kepiting Pedas Anxietas Dawai Asmara XP Repair SFilm Veer Zaara

Rabu, 11 Januari 2012

Akibat Bercinta disembarang Tempat


Akibat bercinta di sembarang tempat

Jalan kemana nih lex?” tanya Bunga kepada Alex kekasihnya
“Udah jalan aja dulu nanti juga ketemu ayo…”
Segera Alex menyalakan mesin motor bututnya tak lama kemudian kedua sejoli itupun telah melaju.
Malam itu Alex sengaja datang menjemput Bunga kekasihnya untuk malam mingguan dan seperti biasa Bunga tampil cantik menawan walaupun tanpa riasan make up sama sekali. Tampil dengan kaos ketat yang dengan jelas mengexpose keindahan sepasang payudaranya yang berukuran 34c dipadu rok mini yang tak mampu menutupi secara sempurna paha putih yang selembut salju, semakin menambah kesexian gadis itu. Kecantikan Bunga memang luar biasa. Sungguh beruntung bagi Alex yang wajah dan isi kantongnya yang pas-pasan bisa memacari Bunga.
“Wah kayanya udah mau hujan nih” ujar Bunga.
Angin malam ini memang terasa lebih kencang berhembusnya memainkan rambut hitam Bunga yang terurai lepas. Langitpun nampak hitam kelam tak nampak cahaya bulan atau bintang sama sekali.
“Yah…. sudah telat nih kayanya batal deh acara nontonnya.”
Alex nampak kecewa ketika melintas didepan bioskop kesayangannya.
“Uda gak papa cari angin saja lagipula aku juga lagi tidak mood nonton.” Bunga mencoba menghibur kekecewaan kekasihnya itu.
“OK deh kalo gitu gimana kalo ke pantai saja sambil nonton.”Alex sambil tersenyum penuh arti.
“Emang nonton apaan? Lu yakin…? Kayanya sih udah mau hujan lho.” Bunga tak habis pikir emangnya mau nonton apaan di pantai sepi itu.
“Nonton mobil goyang donk.” sahut Alex sekenanya.
“Ih dasar ngeres aja otak lo itu.”
Dicubitnya pinggang Alex dengan gemas oleh Bunga. Diam-diam gadis itupun turut penasaran juga menurut cerita teman-temannya, konon katanya pantai dekat pinggir kota kecil tempat mereka tinggal, seringkali dijadikan ajang tempat mesum yang cukup berani.
Awalnya kedua insan ini sama sekali tidak punya rencana khusus. Seperti kebanyakan pasangan muda lain yang sedang cari angin menghabiskan waktu malam minggu mereka, akhirnya perjalanan mereka terhenti di sebuah pantai satu-satunya kawasan wisata di kota kecil ini. Pantai ini sebenarnya tidak terlalu bagus pemandangannya pantainya juga agak kotor banyak sampah-sampah yang hanyut terbawa ombak cuma karena letaknya jauh dari kawasan pemukiman dan gelap, membuat kawasan ini menjadi salah satu tempat favorit yang strategis bagi para pasangan muda yang asyik memadu kasih. Terutama dimalam hari.
“Yah…. nampaknya gagal juga deh nonton mobil goyangnya sepi banget disini pulang aja yuk.”
Bunga dan Alex sebenarnya hanya iseng belaka mereka ingin menyaksikan aksi nekat para pasangan cabul tersebut. Tapi rupanya malam itu suasana sangat sepi akhirnya mereka berputar-putar saja dan lalu memutuskan untuk pulang.
“E’ eeh lihat tuh ada mobil mojok disana.”
Tanpa sengaja ditengah kegelapan, mata Alex yang jeli menangkap ada sebuah mobil yang terparkir agak tersembunyi di balik kegelapan. Dan benar saja mobil tersebut nampak bergoyang-goyang cukup keras. Bunga dan Alex lalu memutuskan untuk mojok. Berdua mereka mengambil jarak yang cukup sambil cekikikan mengamati aksi mobil goyang tersebut.
“Sayang…. kamu nampak makin cantik deh malam ini.”
Alex mulai melancarkan rayuan gombalnya. Nafsu birahi pemuda ini, lambat laun mulai terbakar. Rupanya pemandangan mobil goyang yang berada di sudut pantai dekat pohon tua yang cukup rindang dan gelap itu menginspirasi Alex untuk ikut mencoba sensasi bercinta di alam terbuka dengan kekasihnya. Apalagi saat itu keadaan sepi karena dari cuaca nampaknya akan segera turun hujan deras.
“Jangan ah lu udah gila ya.!!”
Bunga segera menepis tangan Alex yang tanpa permisi langsung meremas dadanya. Bunga benar-benar tidak menyangka Alex akan sejahil itu.
“Ayo donk say lu lihat sendiri mereka aja berani begituan.” celetuk Alex sambil menyelipkan ibu jarinya diantara jari telunjuk dan jari manisnya kode tanda orang lagi bersetubuh.
Alex terus berusaha membujuk Bunga kekasihnya.
“Dasar gila ogah ah…!!”
Untuk Selanjutnya Silahkan DOWNLOAD DISINI

Syukur di Kala Meraih Sukses


Di kala impian belum terwujud, kita selalu banyak memohon dan terus bersabar menantinya. Namun di kala impian sukses tercapai, kadang kita malah lupa daratan dan melupakan Yang Di Atas yang telah memberikan berbagai kenikmatan. Oleh karenanya, apa kiat ketika kita telah mencapai hasil yang kita idam-idamkan? Itulah yang sedikit akan kami kupas dalam tulisan sederhana  ini.

Akui Setiap Nikmat Berasal dari-Nya
Inilah yang harus diakui oleh setiap orang yang mendapatkan nikmat. Nikmat adalah segala apa yang diinginkan dan dicari-cari. Nikmat ini harus diakui bahwa semuanya berasal dari Allah Ta’ala dan jangan berlaku angkuh dengan menyatakan ini berasal dari usahanya semata atau ia memang pantas mendapatkannya. Coba kita renungkan firman Allah Ta’ala,
Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.” (QS. Fushshilat: 49). Atau pada ayat lainnya,
Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka, maka ia banyak berdoa.” (QS. Fushshilat: 51)
Inilah tabiat manusia, yang selalu tidak sabar jika ditimpa kebaikan atau kejelekan. Ia akan selalu berdo’a pada Allah agar diberikan kekayaan, harta, anak keturunan, dan hal dunia lainnya yang ia cari-cari. Dirinya tidak bisa merasa puas dengan yang sedikit. Atau jika sudah diberi lebih pun, dirinya akan selalu menambah lebih. Ketika ia ditimpa malapetaka (sakit dan kefakiran), ia pun putus asa. Namun lihatlah bagaimana jika ia mendapatkan nikmat setelah itu? Bagaimana jika ia diberi kekayaan dan kesehatan setelah itu? Ia pun lalai dari bersyukur pada Allah, bahkan ia pun melampaui batas sampai menyatakan semua rahmat (sehat dan kekayaan) itu didapat karena ia memang pantas memperolehnya. Inilah yang diisyaratkan dalam firman Allah Ta’ala,
Dan jika Kami merasakan kepadanya sesuatu rahmat dari Kami sesudah dia ditimpa kesusahan, pastilah dia berkata: “Ini adalah hakku.”(QS. Fushshilat: 50)
Sifat orang beriman tentu saja jika ia diberi suatu nikmat dan kesuksesan yang ia idam-idamkan, ia pun bersyukur pada Allah. Bahkan ia pun khawatir jangan-jangan ini adalah istidroj (cobaan yang akan membuat ia semakin larut dalam kemaksiatan yang ia terjang). Sedangkan jika hamba tersebut tertimpa musibah pada harta dan anak keturunannya, ia pun bersabar dan berharap karunia Allah agar lepas dari kesulitan serta ia tidak berputus asa.
 [1] Ucapkanlah “Tahmid”
Inilah realisasi berikutnya dari syukur yaitu menampakkan nikmat tersebut dengan ucapan tahmid (alhamdulillah) melalui lisan. Ini adalah sesuatu yang diperintahkan sebagaimana firman Allah Ta’ala,
Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).” (QS. Adh Dhuha: 11)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
Membicarakan nikmat Allah termasuk syukur, sedangkan meninggalkannya merupakan perbuatan kufur.” (HR. Ahmad, 4/278. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana dalam Shahih Al Jaami’ no. 3014).
Lihat pula bagaimana impian Nabi Ibrahim tercapai ketika ia memperoleh anak di usia senja. Ketika impian tersebut tercapai, beliau pun memperbanyak syukur pada Allah sebagaimana do’a beliau ketika itu,
Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa. ” (QS. Ibrahim: 39).
Para ulama salaf ketika mereka merasakan nikmat Allah berupa kesehatan dan lainnya, lalu mereka ditanyakan, “Bagaimanakah keadaanmu di pagi ini?” Mereka pun menjawab, “Alhamdulillah (segala puji hanyalah bagi Allah).”[2]
Oleh karenanya, hendaklah seseorang memuji Allah dengan tahmid (alhamdulillah) atas nikmat yang diberikan tersebut. Ia menyebut-nyebut nikmat ini karena memang terdapat maslahat dan bukan karena ingin berbangga diri atau sombong. Jika ia malah melakukannya dengan sombong, maka ini adalah suatu hal yang tercela.[3]
Memanfaatkan Nikmat dalam Amal Ketaatan
Yang namanya syukur bukan hanya berhenti pada dua hal di atas yaitu mengakui nikmat tersebut pada Allah dalam hati dan menyebut-nyebutnya dalam lisan, namun hendaklah ditambah dengan yang satu ini yaitu nikmat tersebut hendaklah dimanfaatkan dalam ketaaatan pada Allah dan menjauhi maksiat.
Contohnya adalah jika Allah memberi nikmat dua mata. Hendaklah nikmat tersebut dimanfaatkan untuk membaca dan mentadaburi Al Qur’an, jangan sampai digunakan untuk mencari-cari aib orang lain dan disebar di tengah-tengah kaum muslimin. Begitu pula nikmat kedua telinga. Hendaklah nikmat tersebut dimanfaatkan untuk mendengarkan lantunan ayat suci, jangan sampai digunakan untuk mendengar lantunan yang sia-sia. Begitu pula jika seseorang diberi kesehatan badan, maka hendaklah ia memanfaatkannya untuk menjaga shalat lima waktu, bukan malah meninggalkannya. Jadi, jika nikmat yang diperoleh oleh seorang hamba malah dimanfaatkan untuk maksiat, maka ini bukan dinyatakan sebagai syukur.
Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Katsir berkata, sebagai penduduk Hijaz berkata, Abu Hazim mengatakan,
“Setiap nikmat yang tidak digunakan untuk mendekatkan diri pada Allah, itu hanyalah musibah.”[4]
Mukhollad bin Al Husain mengatakan,
“Syukur adalah dengan meninggalkan maksiat.”[5]
Intinya, seseorang dinamakan bersyukur ketika ia memenuhi 3 rukun syukur: [1]  mengakui nikmat tersebut secara batin (dalam hati), [2] membicarakan nikmat tersebut secara zhohir (dalam lisan), dan [3] menggunakan nikmat tersebut pada tempat-tempat yang diridhoi Allah (dengan anggota badan).
Abul ‘Abbas Ibnu Taimiyah mengatakan,
Syukur haruslah dijalani dengan mengakui nikmat dalam hati, dalam lisan dan menggunakan nikmat tersebut dalam anggota badan.[6]
Merasa Puas dengan Rizki Yang Allah Beri
Karakter asal manusia adalah tidak puas dengan harta. Hal ini telah diisyaratkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berbagai haditsnya. Ibnu Az Zubair pernah berkhutab di Makkah, lalu ia mengatakan,
Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya manusia diberi lembah penuh dengan emas, maka ia masih menginginkan lembah yang kedua semisal itu. Jika diberi lembah kedua, ia pun masih menginginkan lembah ketiga. Perut manusia tidaklah akan penuh melainkan dengan tanah. Allah tentu menerima taubat bagi siapa saja yang bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6438)
Inilah watak asal manusia. Sikap seorang hamba yang benar adalah selalu bersyukur dengan nikmat dan rizki yang Allah beri walaupun itu sedikit. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.” (HR. Ahmad, 4/278. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 667)
Dan juga mesti kita yakini bahwa rizki yang Allah beri tersebut adalah yang terbaik bagi kita karena seandainya Allah melebihkan atau mengurangi dari yang kita butuh, pasti kita akan melampaui batas dan bertindak kufur. Allah Ta’alaberfirman,
Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syuraa: 27)
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, “Seandainya Allah memberi hamba tersebut rizki lebih dari yang mereka butuh, tentu mereka akan melampaui batas, berlaku kurang ajar satu dan lainnya, serta akan bertingkah sombong.” Selanjutnya Ibnu Katsir menjelaskan, “Akan tetapi Allah memberi rizki pada mereka sesuai dengan pilihan-Nya dan Allah selalu melihat manakah yang maslahat untuk mereka. Allah tentu yang lebih mengetahui manakah yang terbaik untuk mereka. Allah-lah yang memberikan kekayaan bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya. Dan Allah-lah yang memberikan kefakiran bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya.”[7]
Patut diingat pula bahwa nikmat itu adalah segala apa yang diinginkan seseorang. Namun apakah nikmat dunia berupa harta dan lainnya adalah nikmat yang hakiki? Para ulama katakan, tidak demikian. Nikmat hakiki adalah kebahagiaan di negeri akhirat kelak. Tentu saja hal ini diperoleh dengan beramal sholih di dunia. Sedangkan nikmat dunia yang kita rasakan saat ini hanyalah nikmat sampingan semata. Semoga kita bisa benar-benar merenungkan hal ini.[8]
Jadilah Hamba yang Rajin Bersyukur
Pandai-pandailah mensyukuri nikmat Allah apa pun itu. Karena keutamaan orang yang bersyukur amat luar biasa. Allah Ta’ala berfirman,
Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. Ali Imron: 145)
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.” (QS. Ibrahim: 7)
Ya Allah, anugerahkanlah kami sebagai hamba -Mu yang pandai bersyukur pada-Mu dan selalu merasa cukup dengan segala apa yang engkau beri.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes