Repair Win 7 Kado Pernikahan Tabahkan aku Kabhialvida na kehna Kepiting Pedas Anxietas Dawai Asmara XP Repair SFilm Veer Zaara

Rabu, 12 Desember 2012

Mengatasi Kecemasan ( Anxyeti )



Setiap orang pasti pernah merasakan kegelisahan ataupun kecemasan. Jika perasaan gelisah atau cemas itu muncul sesekali maka merupakan hal wajar (normal). Sebab gelisah/cemas maupun emosi-emosi negatif lainnya merupakan anugerah Allah SWT terhadap diri manusia. Lho kok anugerah? Iya donk, sebab tanpa perasaan cemas, takut ataupun gelisah manusia tidak akan memiliki kepekaan untuk menjaga diri dari marabahaya yang mungkin justru malah membahayakan dirinya. Demikian juga suatu kewajaran apabila seseorang merasa agak gugup, takut atau sedikit gelisah jika masuk ke suatu lingkungan baru yang sama sekali asing bagi dirinya. Anak-anak cemas saat hari pertama masuk sekolah, orang dewasa cemas ketika hendak melangsungkan pernikahan, demikian pula bagi seorang pimpinan dalam menghadapi situasi ketika ia harus membuat keputusan sangat penting.

Namun jika kecemasan itu berlebihan sehingga menyebabkan gelisah, serangan panik (panic attacks) dan terjadi berulang-ulang, terlalu sering atau intens dan bahkan muncul tanpa diduga sebelumnya, maka berarti sudah saatnya anda mencari bantuan, perawatan atau terapi terhadap kecemasan tersebut.

Kecemasan yang paling banyak ditemukan adalah anxiety sosial (social anxiety atau sering juga disebut sebagai social phobia) yakni kecemasan berlebihan seseorang terhadap lingkungan sosialnya. Orang-orang dengan gangguan ini biasanya takut dengan penilaian orang lain, takut diejek, takut tidak diterima oleh teman-temannya, dsb.

Tipe kecemasan :
Kecemasan sangat umum terjadi dan mencapai 13% dari jumlah penduduk dewasa. Kecemasan juga dapat menyerang siapa saja baik di usia anak-anak, masa remaja  dan juga dewasa. Kecemasan ini terbagi menjadi 5 (lima) jenis / tipe :

Panic Disorder :
Orang-orang dengan gangguan kepanikan ini biasanya sering merasa diteror secara tiba-tiba dan terjadi berulang kali. Mereka sering kali mudah berkeringat, merasakan sakit di dada, palpitasi (detak jantung tidak teratur), dan perasaan tersedak, yang dapat membuat seseorang merasa seperti sedang mengalami serangan jantung.

Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) :
Orang-orang yang mengalami OCD ini biasanya memiliki gangguan pikiran yang konstan dan ketakutan-ketakutan tertentu akan sesuatu secara berlebihan sehingga mendorongnya untuk melakukan ritual atau rutinitas tertentu. Misalnya, orang yang takut pada kuman secara berlebihan sering kali berpikiran bahwa ada banyak kuman di sekelilingnya, sehingga setiap kali ia menyentuh sesuatu, ia harus segera mencuci tangan atau menggunakan pembersih tangan. Dapat pula menyebabkan orang yang mengalami OCD ini berperilaku terlalu permbersih sehingga kotoran atau ketidak-rapian sedikit sangat mengganggu pikirannya. Selain itu, merupakan gejala OCD yang disebabkan oleh maraknya kasus pencurian di suatu daerah akibat kurang amannya sistem keamanan di daerah tersebut menyebabkan seseorang sangat kuatir terhadap pintu-pintu atau jendela rumah (takut belum dikunci dsb) dan berulang kali mengecek pintu atau jendela rumahnya.

General Anxiety Disorder (GAD) :
Gangguan ini melibatkan rasa khawatir yang berlebihan, sering kali tidak realistis, meski tidak ada hal-hal yang memprovokasi ketakutan tersebut (ketakutan tanpa alasan yang jelas). Orang-orang demikian sering kali mengalami halusinasi.

Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) :
Orang dengan gangguan PTSD ini biasanya pernah mengalami trauma atau peristiwa yang sangat mengerikan seperti pelecehan seksual atau fisik, kematian tak terduga orang yang dicintai, kecelakaan atau bencana alam. Orang dengan PTSD sering memiliki pikiran dan kenangan yang abadi dan cenderung menakutkan terhadap kejadian tersebut. Biasanya, mereka cenderung mati rasa secara emosional.

Phobia-phobia (termasuk Social Phobia, atau Social Anxiety Disorder)
Biasanya, orang-orang dengan gangguan ini memiliki ketakutan-ketakutan terhadap hal-hal tertentu. Seperti takut ketinggian, takut darah, takut ular, takut terbang, takut jarum suntik dsb. Sewajarnya, manusia hanya memiliki 2 jenis ketakutan wajar sejak lahir yaitu takut terhadap suara keras dan takut jatuh. Sedangkan jenis-jenis ketakutan lainnya merupakan pembelajaran dari lingkungan (pengaruh lingkungan) atau kejadian traumatis semasa hidup. Takut kepada Tuhan bukanlah termasuk phobia, melainkan harus diperluas definisinya sebagai ketakwaan/kepatuhan hamba terhadap Tuhannya dengan mematuhi perintahNya serta menjauhi laranganNya, bukan seperti takutnya anak kecil terhadap cerita hantu dsb. Phobia terhadap sesuatu adalah akibat emosi intens yang pernah terjadi terhadap sesuatu yang ditakutkan tersebut, apabila akar masalahnya ditemukan dan emosinya dirilis maka phobia tersebut otomatis akan hilang. Untuk lebih jelas tentang phobia klik disini



Cara mengatasi kecemasan

Satu-satunya hal pertama yang perlu anda ketahui adalah tidak perlu kuatir dan santai saja. Jika anda cukup iman maka dengan berdoa, sholat yang khusyu’ dan yakin akan ketetapan-ketetapan Allah SWT atas diri manusia dan makhluk-makhluknya maka dapat membantu diri anda untuk ikhlas dan rileks. Hal ini akan sangat membantu meredakan kecemasan dibandingkan obat-obat penenang atau anti depressan yang justru setelah pemakaian sekian lama sama saja dengan meracuni tubuh anda sendiri.

Keyakinan terhadap Allah SWT (atau sebutan Tuhan bagi agama non-muslim) haruslah seyakin keyakinan anda bahwa bumi itu bulat atau ikan hidupnya di air. Pernyataan saya ini berarti bahwa jangan ada sedikitpun keraguan terhadap Allah SWT.

Cara lain adalah dengan membiasakan diri duduk tenang sebelum memulai hari anda, lakukan affirmasi positif atau doa di pagi hari. Dapat pula anda lakukan meditasi ringan di tempat yang anda merasa nyaman dengan cara memperhatikan ritme nafas anda. Hal ini untuk membiasakan diri anda berfikir rileks.

Kemudian anda pahami bahwa setiap masalah hanyalah peristiwa. Peristiwa adalah kejadian netral yang memang harus terjadi sesuai ketetapan dari Allah SWT. Kejadian tersebut bermakna positif maupun negatif adalah pelabelan oleh persepsi kita terhadap kejadian tersebut. Secara cerdas, anda dapat memperluas peta persepsi anda dengan memaknai setiap peristiwa/masalah secara positif. Katakanlah “ambil hikmah dari setiap kejadian” atau “pandang dari sisi positifnya saja”. Jika tidak, maka emosi yang intens akan melekat pada peristiwa tersebut yang kemudian justru akan membebani pikiran anda sendiri.

Langkah berikutnya yang anda lakukan adalah berkonsultasi pada hipnoterapis. Seringkali akar masalah terpendam jauh di dalam pikiran bawah sadar dan telah ditekan sedemikian rupa sehingga anda sendiri lupa bagaimana persisnya peristiwa tersebut. Hipnoterapis yang cakap akan membantu anda menemukan Initial Sensitizing Event (ISE) atau akar masalah tersebut. Melepaskan pikiran anda dari belenggu emosi yang anda alami dan mereedukasi pikiran bawah sadar anda dengan cara mereframing/memaknai ulang peristiwa yang sudah berlalu tersebut. Secara holistik, penyembuhan dengan metode hipnoterapi ini jauh lebih manusiawi dibandingkan anda menekan emosi-emosi tersebut dengan bantuan obat-obatan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes